Jum 10 Syawal 1445AH 19-4-2024AD
Artikel

Surat Cinta Seorang Ibu (2)

Buah hatiku! Ilmu Alquran yang engkau pelajari adalah cahaya, dan cahaya tidak akan membekas di dalam hati yang kotor. Oleh sebab itu, jagalah kebersihan hatimu! Ridalah pada apapun yang digariskan oleh takdir-Nya kepadamu! Ucapkanlah selalu al-hamdulillah dalam keadaan apapun, baik suka maupun duka! Sebab, takdir-Nya tidak akan pernah salah alamat. Dia Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-Nya, ujian yang diberikan-Nya pasti selalu Dia sesuaikan dengan kemampuan si hamba.

Anakku! waktu liburan telah usai, sekarang waktunya engkau kembali ke Pesantren Tahfiz-mu. Ibu titipkan engkau, melalui perantara guru-gurumu, kepada Dia Sang Pemilikmu yang sesungguhnya. Sungguh, apabila hari ini Aku melepasmu pergi karena bukti cintaku kepadamu, maka ketahuilah tiada yang melebihi cintaku kepadamu, selain cinta-Nya. Hari ini kita berpisah karena-Nya, sebab memang tiada yang selamanya bisa menemanimu di dunia ini selain-Nya. Dia akan selalu ada untukmu, dalam suka maupun dukamu.

Dia yakin bahwa engkau mampu melewati takdirnya di sana! Oleh sebab itu, janganlah engkau mengecewakan kepercayaan yang telah diberikan-Nya kepadamu. Apa yang tidak engkau senangi, boleh jadi itu adalah hal yang terbaik untukmu, dan apa yang engkau senangi, itu belum tentu yang terbaik untukmu. Yakinlah! apabila yang terjadi sesuai dengan yang engkau harapkan, maka itu baik untukmu, namun apabila sebaliknya, maka itu lebih baik untukmu. Sebab, yang engaku senangi dan yang tidak engkau senangi sama-sama kehendak-Nya.

Berhati-hatilah anakku! Apabila takdir yang telah ditentukan-Nya terasa sulit untuk engkau terima, boleh jadi itu adalah hukuman yang Dia titipkan kepadamu. Namun, apabila engkau mampu menerimanya dengan sabar, maka titipan hukuman itu adalah ujian untuk menaikkan derajat mu. Sebab, salah satu cara-Nya untuk mengetahui seberapa dalam cinta si hamba kepada-Nya, adalah dengan melihat seberapa besar rida si hamba menerima kehendak-Nya. Oleh sebab itu, kapanpun dan dimanapun engkau berada, tegar dan kuatlah menghadapi segala ujian-Nya!

Anakku sayang! Apabila engkau telah sampai di Pesantren Tahfiz-mu, kembali berada dalam pelukan kasih-sayang guru-gurumu, maka muliakanlah mereka! Sendiko dauh lah kepada mereka! Mintalah doa kepada mereka, agar hatimu tidak berbalik kepada kemaksiatan, setelah engkau menetapkan hatimu untuk berjuang menjaga kalam-Nya. Tenangkanlah hatimu dengan banyak mengingat-Nya! Sebab hati yang gelisah, pada hakikatnya adalah karena jauh dari-Nya.

Belahan jiwa Ibu! Namamu akan selalu terpatri dalam hatiku, di setiap doa-doa yang ku panjatkan kepada-Nya, Aku senantiasa berharap untuk kebaikan dunia dan akhiratmu. Teruslah berjuang di sana! Raihlah cita-citamu! Istikamahlah dalam tekadmu! Semoga engkau selalu dalam curahan cinta dan kasih sayangnya! Ku Lepas Engkau Pergi Karena-Nya, Anakku…!

Penulis: Dr. Fatima Rahma Rangkuti, M.Pd; Guru Tahfizh di MHQ YIC-SU.

2 komentar pada “Surat Cinta Seorang Ibu (2)

  • Cut Mery Handayani

    Menyentuh…..pesantren merupakan estafet dr pelukan org tua yg sangat berharap tempat nya menuntut ilmu menjaga kepercayaan yg dititipkan buah hati nya.

    Balas
  • Alhamdulillah, syukron ustadzah, ibu sangat terharu sekali😭😭😭. Ustadzah, anak kami ada 2 orang di sini, satu tk. Aliyah yg alumni dr sini juga☺️dan adiknya di Tsanawiyah. Ustadzah, kami titip anak kami ya, yg insyaallah dibawah bimbingan Ustadz dan Ustadzah serta seluruh civitas disini mampu seperti yg Ustadzah dan kami sebagai wali santri harapkan. Semoga kesehatan, keselamatan, kabahagiaan dan kemuliaan selalu tercurah kepada ustadz dan ustadzah seluruhnya baik didunia dan diakhirat kelak. Aamiin ya rabbal’alamiin 🤲🤲😭

    Balas

Tinggalkan Balasan ke Siti Rahmah Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *