Artikel

Kesejahteraan Psikologis Dan Adab-Adab Santri Penghafal Alquran (2)

Selanjutnya, mengenai adab-adab Penghafal Aqluran, dapat dilihat lebih rinci pada uraian di bawah ini:

  • Berpenampilan Sopan

Hendaknya orang yang sedang mempelajari Alquran mendatangi gurunya dengan keadaan yang sempurna, rapi, suci, telah bersiwak, hatinya sedang tidak disibukkan dengan hal lain, dan tidak masuk sebelum meminta izin jika gurunya berada di tempat yang memerlukan izin sebelum memasukinya. Jika memasuki majelis hendaknya mengucapkan salam kepada orang-orang yang hadir, dan menghaturkan salam khusus padanya; begitu pula ketika hendak beranjak pulang. Janganlah ia melangkahi kumpulan orang-orang, akan tetapi hendaknya ia menduduki tempat yang tersisa dari majelis tersebut, kecuali jika sang guru mengizinkannya untuk maju atau orang-orang di sekitarnya mempersilahkannya.

  • Bersikap Sopan dan Bergabung dengan Hadirin

Hendaknya ia juga bersikap baik dan sopan pada hadirin yang menghadiri majelis sang guru, karena hal itu merupakan adab terhadap guru dan demi menjaga majelisnya. Duduk di hadapan sang guru sebagai murid dengan tidak meninggikan suara, tertawa, atau banyak bicara jika tidak perlu. Tidak memain-mainkan tangan atau anggota badan lain maupun menoleh ke kanan dan ke kiri tanpa ada keperluan. Tetapi hendaknya ia memperhatikan sang guru dan mendengarkan perkataannya dengan saksama.

  • Belajar Tatkala Suasana Hati Guru Tenang

Termasuk yang sangat perlu diperhatikan adalah hendaknya ia tidak menyetorkan bacaannya pada sang guru tatkala kondisi hati sang guru sedang gusar, bosan, murka, sedih, gembira, lapar, haus, mengantuk, gelisah, dan sebagainya yang menyusahkan dan menyebabkannya tidak bisa berkonsentrasi dan bersemangat. Hendaknya ia mengambil kesempatan pada waktu-waktu sang guru sedang bersemangat.

  • Bersemangat Tinggi

Hendaknya ia gigih dalam belajar, gigih di setiap waktu selagi memungkinkan, tidak puas dengan yang sedikit jika masih mungkin untuk memperoleh yang lebih banyak, tidak mengerjakan sesuatu yang memberatkan diri yang dikhawatirkan akan menyebabkan kebosanan serta melenyapkan yang telah ia peroleh. Jika ia telah hadir di majelis, namun tidak mendapati sang guru, hendaknya ia mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh guru; menunggunya, tidak meninggalkan majelis, dan tidak mengganggu kesibukan sang guru.

  • Konsisten dan tidak itsar

Hendaknya ia konsisten mengulang hafalannya dan tidak mendahulukan orang lain ketika tiba gilirannya karena mendahulakan orang lain (itsar) dalam ibadah hukumnya makruh, berbeda dengan itsar dalam hal terkait kepentingan pribadi yang merupakan sikap yang dianjurkan. Jika menurut pertimbangan guru terdapat maslahat dalam itsar di beberapa kondisi dengan tujuan syar’i hendaknya ia menyarankan hal itu dan murid mematuhinya.

  • Membersihkan Hati

Hendaknya ia membersihkan hatinya dari segala macam penyakit hati. Seperti dengki kepada teman-temannya yang lebih berprestasi ketimbang dirinya. Dia boleh saja menganggap teman-temannya sebagai saingan dalam belajar, akan tetapi ia tidak boleh menganggap mereka sebagai lawan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *