Artikel

Kesejahteraan Psikologis dan Adab-Adab Santri Penghafal Alquran (1)

Kesejahteraan Psikologis adalah suatu kondisi dimana individu mampu menerima dirinya apa adanya, mampu membentuk hubungan yang hangat dengan orang lain, memiliki kemandirian terhadap tekanan sosial, mampu mengontrol lingkungan eksternal, memiliki arti dalam hidup serta mampu merealisasikan potensi dirinya secara kontinyu. Pada setiap tahap perkembangan manusia biasanya disertai dengan berbagai macam tuntutan psikologis yang harus dipenuhi.

Demikian pula pada santri penghafal Alquran yang masih berada di tahap perkembangan remaja, memiliki beberapa tuntutan, yaitu dapat menerima kondisi fisik yang dimiliki dan mampu memanfaatkan kondisinya dengan efektif, mendapatkan kebebasan emosional dari orangtua, dapat bergaul secara matang dengan lingkungan masyarakat, dapat mengetahui dan menerima kemampuan diri, dan lain sebagainya. Untuk dapat mewujudkan psikologis yang baik, tentunya faktor-faktor yang mempengaruhi harus terus sangat diperhatikan. Namun ada beberapa kendala yang sering terjadi ketika menghafal Alquran yaitu adanya rasa jenuh dalam menghafal Alquran, rendahnya motivasi, gangguan asmara dan sukar menghafal.

Masalah-masalah santri penghafal Alquran sebenarnya begitu kompleks. Bagi santri yang mampu menghadapi tuntutan dengan baik, maka akan mengarah pada kondisi psikologis yang positif dan mampu terbentuk kesejahteraan psikologis yang baik dalam diri individu. Individu dengan kondisi yang sejahtera berarti individu tersebut mampu menjalani fungsi-fungsi psikologis dalam dirinya.

Seseorang dikatakan jiwanya sejahtera apabila ia tidak sekedar bebas dari tekanan atau masalah mental yang lain. Lebih dari itu, ia juga memiliki penilaian positif terhadap dirinya dan mampu bertindak secara otonomi serta tidak mudah hanyut oleh pengaruh lingkungan. Menurut Schultz, kesejahteraan psikologis adalah sebuah fungsi positif individu yang merupakan tujuan yang diupayakan pencapaiannya oleh individu yang sehat. Lain halnya dengan Hurlock yang mendefinisikan kesejahteraan psikologis sebagai sebuah kebutuhan untuk terpenuhinya tiga kebahagiaan, yaitu penerimaan, kasih sayang dan juga pencapaian.

Untuk mencapai kesejahteraan psikologis yang baik bagi santri penghafal Alquran , hendaklah ia memenuhi adab-adab orang yang mempelajari Alquran . Sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab At-Tibyanu fi Adabi Hamalatil Qur’ani karangan Imam An-Nawawi yang menjelaskan bahwa di antara adab-adab seorang pelajar ialah menjauhi semua faktor yang menyebabkan lalai dari belajar, kecuali bila dibutuhkan, dan hendaknya ia menyucikan hati dari segala kotoran, agar layak menerima, menghafal dan memetik Alquran. Hendaklah ia rendah hati dan juga bersikap sopan terhadap gurunya, walaupun sang guru lebih muda umurnya, tidak setenar dirinya, tidak semulia nasab dan keshalihannya.

Ditulis oleh: Nurzayyana Qamara, S. Pd., Pendidik Ma’had Tahfizhil Qur’an Yayasan Islamic Centre Sumatera Utara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *